Fenomena Sun Outage

Dilihat :  kali


Pernahkah Anda mengalami kejadian ketika sedang asyik menonton siaran televisi berbayar, khususnya yang menggunakan satelit, tiba-tiba siaran terhenti sejenak karena adanya gangguan satelit? Atau pada kurun waktu yang hampir bersamaan ketika Anda sedang mengambil uang di ATM yang komunikasinya menggunakan satelit tiba-tiba ATM menjadi off line atau out of service?
Jika pernah, Anda tidak perlu khawatir. Ini adalah kejadian normal untuk seluruh komunikasi yang menggunakan satelit. Fenomena alam ini disebut dengan Sun Outage.

Tahukah Anda alasan kenapa terjadi fenomena Sun Outage?
Kenapa pula Sun Outage tidak dapat dihindari dalam komunikasi satelit?
Penasaran?
Mau tahu alasannya?


Berikut alasannya:
Sun Outage atau pemadaman matahari atau lebih dikenal dengan nama gerhana satelit adalah kondisi gangguan pada sinyal satelit Geostasioner yang disebabkan oleh gangguan radiasi matahari pada saat posisi bumi, satelit dan matahari berada dalam satu garis lurus.
Seperti kita ketahui bahwa sumbu bumi (kutub ekuator) tidaklah tegak lurus terhadap bidang ekliptika (bidang edar/orbit) bumi, namun membentuk sudut 23,5o terhadap kutub ekliptika.


Hal ini menyebabkan matahari seolah-olah bergerak dari khatulistiwa menuju ke utara kemudian kembali lagi ke khatulistiwa lalu bergerak lagi menuju selatan dan kembali lagi ke khatulistiwa. Gerakan matahari seperti ini disebut sebagai Gerakan Semu Tahunan Matahari.


Karena gerakan semu tahunan matahari ini, maka pada bulan Maret dan September, tepatnya 21 Maret dan 23 September posisi matahari tepat berada di atas khatulistiwa.
Satelit geostasioner adalah satelit yang orbitnya tepat di atas khatulistiwa. Agar posisi satelit relatif tetap terhadap suatu titik di permukaan bumi maka periode satelit geostasioner mengelilingi bumi harus sama dengan waktu bumi berputar pada sumbunya (rotasi bumi). Dengan posisi satelit geostasioner di atas khatulistiwa maka pada bulan Maret dan September atau dua kali dalam setahun posisi stasiun bumi, satelit dan matahari berada dalam satu garis lurus.
Seperti kita ketahui bahwa energi panas yang dipancarkan oleh sinar matahari dapat menginterferensi semua spektrum frekuensi termasuk frekuensi gelombang mikro dari sinyal satelit. Karena posisi matahari yang lurus terhadap satelit dan stasiun bumi, maka penerima di stasiun bumi akan menerima interferensi yang sangat kuat dari sinar matahari sehingga penerima tidak dapat membedakan antara sinyal yang dipancarkan oleh satelit dengan energi panas berupa derau atau noise yang diradiasikan oleh sinar matahari. Akibatnya, terjadi penurunan atau degradasi level sinyal satelit terhadap level daya noise sehingga komunikasi antara stasiun bumi dengan satelit secara perlahan-lahan terganggu sampai putus sama sekali. Kondisi inilah yang disebut sebagai fenomena Sun Outage.
Namun demikian seiring pergerakan bumi pada sumbunya (rotasi bumi) maka secara perlahan-lahan posisi matahari, satelit dan stasiun bumi mulai bergeser sehingga posisi matahari tidak tepat berada di atas satelit dan ini menyebabkan energi panas yang dipancarkan oleh sinar matahari makin lama makin berkurang sampai hilang sama sekali sekitar 8-10 menit. Setelah energi panas dari sinar matahari yang menginterferensi sinyal satelit tersebut hilang, maka komunikasi stasiun bumi dengan satelit menjadi normal kembali dengan sendirinya.

Kenapa Sun Outage tidak dapat dihindari dalam komunikasi satelit?
Secara runut dan ringkas, Sun Outage tidak dapat dihindari dalam komunikasi satelit karena:
  1. Posisi satelit geostasioner yang berada di atas ekuator atau khatulistiwa. Satelit geostasioner atau sering disebut dengan satelit GEO memiliki ketinggian sekitar 35.786 km dari permukaan bumi untuk menjaga agar gaya gravitasi satelit oleh bumi sama dengan gaya keluar atau gaya sentrifugalnya dan menjaga agar periode orbit satelit mengelilingi bumi sama dengan waktu rotasi bumi (sekitar 24 jam). Bisakah satelit GEO tidak di atas khatulistiwa? Sebenarnya bisa saja satelit GEO memiliki sudut inklinasi beberapa derajat terhadap khatulisiwa atau sering disebut sebagai geosynchronous, namun jika posisinya tidak di atas khatulistiwa maka antena penerima di stasiun bumi harus melakukan auto-tracking secara terus-menerus untuk mendapatkan sinyal dari satelit tersebut. Bahkan pada sudut inklinasi di atas 45o bisa saja satelit tersebut tidak terjangkau selama 24 jam oleh stasiun bumi. Satu-satunya cara agar satelit tetap berada di atas satu titik di permukaan bumi dan terjangkau oleh stasiun bumi selama 24 jam adalah dengan berada di lintang 0o atau di atas khatulistiwa.
  2. Adanya gerakan semu tahunan matahari. Karena gerakan semu tahunan matahari ini maka dua kali dalam setahun posisi matahari akan tepat di atas khatulistiwa. Namun kita patut bersyukur juga dengan adanya gerakan semu tahunan matahari. Coba bayangkan, jika bidang ekliptika bumi tegak lurus dengan sumbu bumi atau bidang ekliptika bumi sebidang dengan bidang ekuator langit, maka tidak akan ada gerakan semu tahunan matahari dan akibatnya matahari akan selalu berada di atas khatulistiwa sepanjang tahun. Jika ini terjadi maka dapat dipastikan tidak akan ada sistem komunikasi satelit dengan satelit Geostasioner karena akan terjadi Sun Outage setiap hari sepanjang tahun.
  3. Adanya gerakan semu harian matahari karena bumi berotasi pada sumbunya. Karena bumi berotasi pada sumbunya berlawanan arah jarum jam dilihat dari kutub utara maka seolah-olah matahari bergerak dari arah timur ke barat. Jika bumi tidak berotasi maka tidak akan ada gerakan semu harian matahari yang menyebabkan matahari berada tepat di atas satelit dan menginterferensi sinyal satelit. Namun jika bumi tidak berotasi, satelit juga tidak akan bergerak mengelilingi bumi karena satelit bergerak mengelilingi bumi justru untuk mengimbangi rotasi bumi agar posisinya selalu relatif tetap terhadap suatu titik di permukaan bumi. Jika satelit tidak bergerak mengelilingi bumi, maka dapat dipastikan satelit akan jatuh karena tidak ada gaya sentifugal yang diperoleh dari gerakan mengelilingi bumi. Jika bumi tidak berotasi maka tidak akan ada siang dan malam setiap harinya. Siang dan malam hanya terjadi karena gerakan revolusi bumi mengelilingi matahari dan setiap tempat di permukaan bumi akan mengalami siang selama 6 bulan dan malam selama 6 bulan setiap tahunnya. Jadi rotasi bumi adalah suatu keniscayaan.

Apakah Sun Outage harus terjadi di siang hari?
Yang jelas Sun Outage tidak mungkin terjadi di malam hari karena di malam hari tidak tampak matahari. Pada prinsipnya Sun Outage terjadi jika posisi stasiun bumi segaris dengan satelit dan matahari. Jadi Sun Outage bisa saja terjadi di pagi hari atau sore hari tergantung lokasi stasiun bumi dan slot orbit satelit di atas khatulistiwa. Contoh: Jika posisi stasiun bumi pemancar dan penerima ada di wilayah Sumatera dan posisi satelit di atas Papua, maka Sun Outage akan terjadi di pagi hari. Jika sebaliknya, posisi stasiun bumi berada di kepulauan Maluku misalnya dan posisi satelit berada di atas wilayah Sumatera maka Sun Outage akan terjadi di sore hari. Jika posisi satelit berada di atas pulau Kalimantan dan stasiun bumi berada di pulau Jawa maka Sun Outage akan terjadi di siang hari. Singkatnya, jika sudut elevasi antena (sudut antara antena dengan permukaan bumi) kecil atau di bawah 45o maka Sun Outage akan terjadi di pagi atau sore hari. Namun jika sudut elevasi antena hampir tegak menghadap satelit maka Sun Outage akan terjadi pada siang hari antara pukul 11.00 sampai 13.00 waktu setempat.

Demikian penjelasan tentang alasan kenapa terjadi fenomena Sun Outage.
Anda juga sekarang sudah memahami kenapa fenomena ini tidak dapat dihindari dalam komunikasi satelit.


Apakah sekarang Anda masih penasaran?




Dari beberapa sumber dielaborasi dengan pengetahuan sendiri.





EmoticonEmoticon